IMPIAN MENIKAH DENGAN BULE
Impian itu sudah ada pada saat umur saya 13 tahun atau saat saya kelas 2 SMP, saat Bapak saya cerita kalau ada sepupunya yang baru nikah dengan pria Bule Amerika dan dari situ saya mulai mengimajinasikan sosok suami bule. Saya masih inget banget waktu itu pulang sekolah langsung main dibelakang rumah yang lagi dibangun tembok dapur sambil nunggu mamak saya pulang dari pasar. Saya main sendiri sambil membayangkan berbicara pake bahasa inggris yang waktu itu hanya tau "hello dan thank you aja" tapi saya berbicara sendiri seolah-olah jago bahasa inggris hehehe.
Dulu saya tidak tau apa itu Amerika, Eropa, Australia dll yang saya tau hanya Bule itu kulit putih, pirang, mata biru dan tinggi. Saat itu lagi ada Boyband Backstreet Boys dan Nick Carter itu bule yang menajamkan imajinasi saya. Nah mulai saat itu saya mulai kursus bahasa inggris walaupun sampe sekarang bahasa inggris ku masih acak aduk hihihi. Tapi mulai saat itu juga saya mulai mendoakan calon suamiku, saya bilang dalam setiap akhir doaku "Tuhan kasih saya suami bule"
Setiap malam sebelum tidur selalu aku membayangkan menikah dengan bule, bayangin salju saat Natal lalu buka kado dibawah pohon Natal dan perapian "macam ditipi-tipi itu" hahaha.Walaupun aku belum pernah bertemu dengan yang namanya bule didunia nyata, hanya tau dari TV aja tapi aku berdoa "Tuhan aku pengen banget ketemu orang bule, pengen liat langsung seperti apa sih mereka itu" walaupun dalam hati rasanya mustahil ketemu bule karena tempat aku tinggal bukan daerah wisata tapi aku yakin suatu saat pasti akan ketemu 👩. Saya lahir di medan tapi besar di Lampung tepatnya di Bandar Jaya Lampung Tengah dan orangtuaku pindah lagi ke Medan tahun 2012.
Tuhan menjawab doaku waktu kelas 3 SMP sekolah kami kedatangan 3 orang tamu dari Belanda (lupa tujuannya apa, kayanya survey pendidikan) kebetulan saya duduk kursi paling depan jadi tuh bule-bule saya pandangin sambil kagum-kagum gitu, pikirku ya Tuhan ini toh orang-orang bule itu 😍. Nah saat itu ada guru yang bilang kalau ada yang mau minta alamat silahkan tunjuk tangan, langsung aja saya tunjuk tangan dan salah satu bule itu menulis diselembar kertas alamat mereka di Belanda dan diberikan kepada saya dan menyalam saya (Alamat rumah untuk berkirim surat karena saat itu masih jaman sahabat pena atau surat menyurat) Oh My God, you know how happy I was hahaha. Kertas itu saya simpan sampai saya lulus SMK dan karena saya melanjutkan sekolah di Jakarta saya meninggalkan barang-barang saya di rumah jadi sejak itu saya sudah gak tau lagi dimana kertasnya.
Walaupun hanya impian anak kecil tapi ada juga beberapa kenalan yang menyakitkan hati, ada yang bilang "udahlah jangan mimpi yang terlalu tinggi" kata-kata itu membuat saya agak down sedikit sampai saya lulus Kuliah dan bekerja di Jakarta. Setahun bekerja saya sempet deket dengan pria batak, walaupun saya sedang jalan dengan pria itu tapi didasar hati saya yang paling dalam saya gak yakin bahwa dia Jodoh saya dan karena ketidak cocokan maka kami bubaran tapi baik-baik loh hehehe.
Lalu saya mau coba usahakan dulu baru saya menyerah. Tahun 2011 saya jalan-jalan kebali sendiri yang kebetulan ada temen juga yang tinggal di Bali. Tahun 2013 tepatnya bulan Juli saya jalan-jalan lagi ke Bali berdua dengan temen saya, saat itu saya merasa kok kayanya enak yah tinggal di Bali kalau bosan tinggal cus pergi ke pantai trus banyak bule-bule seliweran juga hehehe. Dan juga karena rutinitas dan macet nya Jakarta membuat saya jadi pengen hijrah ke Bali.
Lalu saya mau coba usahakan dulu baru saya menyerah. Tahun 2011 saya jalan-jalan kebali sendiri yang kebetulan ada temen juga yang tinggal di Bali. Tahun 2013 tepatnya bulan Juli saya jalan-jalan lagi ke Bali berdua dengan temen saya, saat itu saya merasa kok kayanya enak yah tinggal di Bali kalau bosan tinggal cus pergi ke pantai trus banyak bule-bule seliweran juga hehehe. Dan juga karena rutinitas dan macet nya Jakarta membuat saya jadi pengen hijrah ke Bali.
Tepat bulan November 2013 saya hubungin temen saya yang tinggal di Bali dia dan suami sangat mendukung sekali untuk saya pindah ke Bali. Lalu saya juga mohon restu orang tua terutama mamak ku, tadinya mamaku gak setuju malah menyuruh saya pindah ke Parapat-Danau Toba Sumatra Utara kebetulan ada sepupu yang buka restoran disana. Mamak saya bilang "kali aja kamu bisa dapat jodoh bule disana" dan itu masuk dalam pertimbangan saya cuma saya konsultasi dengan adik perempuanku, dia bilang mending di Bali aja karena kalau sama saudara kadang jauh-jauh hari suka ada masalah. Ya sudah saya mantapkan kebali saja, dan saya berencana untuk tinggal di Bali hanya 2 tahun jika tidak ketemu juga jodohnya saya akan kembali lagi ke Jakarta. Dan mamak saya menyetujuinya pada bulan Februari 2014.
Bulan April 2014 saya mengundurkan diri dari kantor tempat saya bekerja, dan tanggal 3 Mei 2014 saya berangkat ke Bali bersama temen saya, dan saat ini temen saya masih tinggal di Bali 👍. 2 minggu nganggur lalu saya mendapat pekerjaan di Kantor Property dan bangsa pasarnya adalah orang-orang bule dan disitu saya banyak mempraktekkan bahasa inggris saya. Tinggal di Bali sangat menyenangkan kalau bosan di kostan tinggal jalan kaki sampe deh di Pantai. Kalau lagi galau saya sering pulang kerja sendirian ke pantai trus duduk dipasir sampe jam 9 malam trus sambil rebahan dengerin deru ombak dan menatap bulan dan bintang dilangit lalu berdoa "Tuhan indah sekali ciptaanMU, begitupun 1 hati yang KAU akan kirimkan padaku adalah orang yang berhati indah pula" ... mantap deh pokoknya hihihi.
5 Bulan setelah di Bali, Mamak saya sakit parah dan saya mengajukan cuti unpaid dari kantor dan saya pulang ke Siantar-Medan untuk merawat mamak saya dan mamak saya meninggal dalam keadaan dipelukan saya. Waktu itu saya sedang deket dengan teman chatting online seorang pria Jerman, dan mamak saya sempet Video Call juga dengan cowok itu, sayangnya 2 minggu setelah mamak saya pergi kami putus karena ada prinsip yang tidak bisa ditoleransi. Dan usaha saya semakin kenceng hehehe, saya kenalan dengan pria Italy dan 4 bulan chating dia datang ke Bali dan lagi-lagi gagal karena ada prinsip yang tidak bisa di toleransi hehehe. Waktu itu saya sempet nyerah dan pasrah saja tapi Tuhan itu sangat baik, sebulan kemudian saya gak sengaja mengirim pesan ke profil suami di online chat "TANGO" dan disambut baik oleh nya. Sehari ngobrol dia minta no Whatsapp dan kami ngobrol selama seminggu. Dia bilang sangat tertarik dengan saya dan dia ingin hubungan yang serius tapi karena saya tidak begitu saja percaya maka saya minta waktu sebulan untuk mendoakannya dan untungnya dia pria yang berhati Indah seperti suara deburan ombak hahaha Lebayyyyyy. Lalu dia memberikan waktu untuk kami sama-sama berdoa. Anehnya selama sebulan mendoakan dia, hatiku makin yakin dan kami seperti makin yakin satu sama lain juga. Dan dia juga punya prinsip yang sama dengan saya "No Sex Before Marriage" Setelah ngobrol dan berpacaran online selama 11 bulan, dia datang mengunjungi saya dan langsung bertunangan didepan keluarga besar saya tanggal 10 April 2016 lalu dan setelah itu kami mengurus Visa untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Dan ketika tiba di Amerika saya kembali mengingat masa kecil saya dimana sepupu bapak saya ada dan dinegara yang sama juga saya dan suami tinggal.
Tuhan sangat baik kepada semua orang yang berharap padaNYA, siapa pun kita!! Percaya Tuhan selalu mendengar doa Anak-anak NYA.
5 Bulan setelah di Bali, Mamak saya sakit parah dan saya mengajukan cuti unpaid dari kantor dan saya pulang ke Siantar-Medan untuk merawat mamak saya dan mamak saya meninggal dalam keadaan dipelukan saya. Waktu itu saya sedang deket dengan teman chatting online seorang pria Jerman, dan mamak saya sempet Video Call juga dengan cowok itu, sayangnya 2 minggu setelah mamak saya pergi kami putus karena ada prinsip yang tidak bisa ditoleransi. Dan usaha saya semakin kenceng hehehe, saya kenalan dengan pria Italy dan 4 bulan chating dia datang ke Bali dan lagi-lagi gagal karena ada prinsip yang tidak bisa di toleransi hehehe. Waktu itu saya sempet nyerah dan pasrah saja tapi Tuhan itu sangat baik, sebulan kemudian saya gak sengaja mengirim pesan ke profil suami di online chat "TANGO" dan disambut baik oleh nya. Sehari ngobrol dia minta no Whatsapp dan kami ngobrol selama seminggu. Dia bilang sangat tertarik dengan saya dan dia ingin hubungan yang serius tapi karena saya tidak begitu saja percaya maka saya minta waktu sebulan untuk mendoakannya dan untungnya dia pria yang berhati Indah seperti suara deburan ombak hahaha Lebayyyyyy. Lalu dia memberikan waktu untuk kami sama-sama berdoa. Anehnya selama sebulan mendoakan dia, hatiku makin yakin dan kami seperti makin yakin satu sama lain juga. Dan dia juga punya prinsip yang sama dengan saya "No Sex Before Marriage" Setelah ngobrol dan berpacaran online selama 11 bulan, dia datang mengunjungi saya dan langsung bertunangan didepan keluarga besar saya tanggal 10 April 2016 lalu dan setelah itu kami mengurus Visa untuk melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan. Dan ketika tiba di Amerika saya kembali mengingat masa kecil saya dimana sepupu bapak saya ada dan dinegara yang sama juga saya dan suami tinggal.
Tuhan sangat baik kepada semua orang yang berharap padaNYA, siapa pun kita!! Percaya Tuhan selalu mendengar doa Anak-anak NYA.
Kk saya tadi sudah tebak yang bule kk yg mengatakan beda prinsip yg tidak bisa d toleransi.."No Sex But Married". Like this
ReplyDeleteJeni km dpt nilai 100 klo gitu 😀
DeleteJeni km dpt nilai 100 klo gitu 😀
DeleteDirimu menikah di Indonesia atau di America?
ReplyDeleteDi US mba
DeleteWah cerita nya keren mbak, impian ku jg sejak umur 13 mbak. Puji Tuhan terwujud sekarang. 😂
ReplyDeletePrinsipnya kita sama kak.... ��
ReplyDelete